Perjalanan

Nulis lagi dah disini …

Nulis lagi (juga) ah disini, selain di blog sebelah yang lebih “serius”, nah sepertinya disini lebih leluasa untuk menulis “another side of me” ….hhhaa

Bukan dua kepribadian tapi loh yaa, tapi memang manusia punya berbagai sisi dalam hidupnya bukaaaannn…. #Mulai nihh pembelaan dirinya

And sometimes we need to exoress our another life ; our silliness, our goofy, our ridiculous, ect. Right …. ?

Welcome to my secret home  …

 

memories, Uncategorized

Lepas Ikat Yang Membebat

Bila sewaktu lalu kau pernah membuatku merasakan lagi jatuh cinta lagi, hari ini juga, masih saja.  Namun kini bagiku, jatuh cinta tak semata pelepasan rasa, namun pencarian makna.

kemudian ketika ada versi yang berbeda di antara kita, maka mari kita lepas ikat kaki kita yang membebat, kita simpul saja, jalan ini mungkin bukan milik kita, atau ada cerita lain setelahnya. Karena kini aku belajar tentang hitam atau putih, tidak ada abu.

Bila tenggara jalan mu, nyata jalanku adalah utara. Tak hendak ku memaksamu mengutara, karena perjalanan haruslah waktu yang kau nikmati. Dan aku pun tak kuasa menenggara bersama mu, walau kau meminta ku untuk mencoba, jujur ini berat rasanya.

Kita sudahi saja, rasa rasa yang mengikat, hingga waktu terasa berat. Kini kau bebas mengikuti kata hatimu, mengejar cinta sejati barangkali, menemukan jawaban atas pertanyaan pertanyaanmu.

Bila kau bertanya, apakah aku masih mau  menunggu ? aku rasa tidak begitu. Aku akan menjalani arahku, menjalani juga kehidupanku, menjalani keyakinku.. Bila kelak kita bertemu lagi di suatu titik yang kita tidak duga, kita akan berjumpa dalam episode hidup kita yang berbeda.

 

Fn : Draft tulisan yang pertama dibuat  beberapa tahun yang lalu. Ah ternyata belum usia tulisannya, padahal “kisah” nya sudah usai. Ya udah kita sekalian aja di beresin tulisannya … ^^

 

 

 

Cyg, Perjalanan

Karena Kau Perlu Tau, Kapan Kau Harus Berlari [ Cyg Stories ]

Sore itu kita bertemu di lapangan olahraga kota, kau setia duduk dan menungguku di tepi lapangan yang masih rimbun dengan pepohoan. Sementara aku menyelesaikan target jogging-ku, empat puluh lima menit berlari berkeliling lapangan.

Nafasku masih terengah engah ketika menghampiri dan duduk  di samping mu, keringat masih mengucur di pelipis kanan ku, air mineral langsung saja ku teguk hampir habis setengahnya.

” Sudah … ? ” tanyamu

Done, empat puluh lima menit tanpa jeda ” ujarku dengan bangga

Seperti biasa kau hanya tergelak kecil, sambil menatapku setengah meledek ” Program penurunan berat badan ? ”

” Engga, pengen sehat aja …”

Kau kembali tergelak, aku tak menghiraukannya. Ahh kau memang begitu. Kemudian kita memandang kedepan, memperhatikan mereka yang masih berlari di lapangan, ada yang berlari sendiri, berdua, ada juga yang bergelombol berlari sambil bercanda bersama kawannya.

Kombinasi matahari sore dan warna coklat lapangan, membuat sore ini terasa begitu terasa jingga. Di lapangan ada orang yang hanya berjalan, sebagian berlari kecil konstan, sebagian berlari kencang.

Ada yang hanya berjalan saja, mungkin ia sedang menikmati sore yang jingga ini saja. Ada  yang berlari cepat dengan jarak jarak pendek. Ada yang berlari kecil tapi tak berhenti. Ada yang awalnya berjalan, kemudian berlari kecil, dan lalu berlari sangat cepat.

Lima menit itu kita nikmati dengan melihat pemandangan itu, lalu kau membuka pembicaraan.

” Kamu tau apa yang membedakan gaya lari mereka ”

” Hmm entah, mungkin kebiasaan mereka saja ” pertanyaan mu membuatku jadi  sedikit berfikir

” Kebiasaan saja ? atau ada yang lain ? tujuan misalnya ”

” Tujuan …. ? ”

” Ya tujuan. Kamu lihat laki laki yang memakai jaket biru itu” ujarmu sambil menujuk seorang pria yang tak jauh jarak nya dari kami.

” Sebelum lari laki laki itu selalu melihat jam, ia seprti menghitung waktu yang tepat untuk memulai, kemudian ia berlari cepat dengan jarak satu atau dua putaran kemudian berhenti ”

” Kemudian kamu lihat, mereka yang berlari bersama sama itu. Mereka berlari dengan kecepatan konstan, aku hitung meraka telah berlari enam atau tujuh putaran, tanpa berhenti dan selalu bersama ”

” Satu lagi, lihat disana, laki laki kecil yang memakai jaket hitam. Awalnya ia hanya berjalan saja, kemudian berlari kecil, hingga berlari kencang ”

” Menurut mu apa yang membuat mereka berbeda gaya …? ”

Ah cyg lagi lagi kau selalu “memaksa” ku untuk berfikir lebih dalam tentang hal hal yang menurutku biasa saja.

” Apa ya …. mungkin lebih ke kesukaan atau kebiasaan ”

” Analisamu dangkal sekali … ”

” Lalu apa menurutmu … ”

Agak lama kau terdiam, mungkin memberikan ku kesempatan untuk berfikir lebih dalam lagi

” Tujuan …  ”

” Mereka berbeda tujuan. Ada tujuan nya kecepatan, ada yang tujuan nya jarak tempuh. Kau lihat, dua laki laki yang berlari nya kencang itu, mereka berdua berlari cepat, namun jarak tempuhnya pendek pendek saja, ia lari kemudian berhenti,. Ia Berlari kencang kemudian berhenti ”

Gemerisik angin sore itu menjeda kalimatmu

” Dan kau lihat, mereka yang berlari lari kecil disana. Memang mereka tidak cepat, namun mereka berlari pasti.  Jarak tempuh mereka lebih panjang. Mereka konstan hingga titik henti. Titik henti yang sepertinya telah mereka tentukan. Entah titik henti oleh  jarak atau oleh batas waktu. Yang jelas mereka berlari lebih jauh ”

” Lalu mana yang lebih baik …? ” tanyaku

” Tidak ada yang lebih baik. Semua tentang pilihan. Tentang apa yang ingin kau tuju. Tentang seberapa cepat engkau berlari ataukah sejauh jarak yang ingin kau tempuhi. Bahkan adakalanya kau perlu  melakukan keduanya ”

” Namun, yang perlu kau tahu adalah kau tau kapan saatnya kamu berlari pelan, kapan saatnya kau berlari kecil namun pasti, berlari kecil konstan menatap tujuan yang ada di depan mu atau saatnya kau berlari kencang  … ”

” Karena dalam kehidupan tak selamanya kau perlu berlari. Karenaaku tidak mau, kau kehabisan tenaga di tengah perjalanan, disaat tujuan itu masih sangat jauh. Karena aku tak ingin energi mu melemah di saat kau masih setengah jalan. Karena aku tak mau kau kehabisan daya disaat kau masih perlu banyak berkarya ”

” Bijaksanalah …. ”

Penutup kalimatmu menundukan fikiranku, menembus rasa ku. Lalu kita pun tenggelam dalam diam menikmati jingganya sore ini.  Angin semilir sore itu seakan mengantar kita untuk  berdiskusi dengan diri kita sendiri.

Kututup mataku menikmati gemersik angin yang berbunyi di sela dedaunan, menikmati matahari sore yang menembus hangat pada raga kita. Melamati setiap kata kata yang tadi kau ucapkan.

Dan ketika ku buka mata, seperti biasa kau pun menghilang ….

See You Soon Cyg …..

Dan aku pun beranjak menuju lapangan lagi, meneruskan lima belas menit yang ingin ku habiskan untuk memaknai kata kata terakhirmu : Bijaksanalah ….

lari

Cermin, Perjalanan

Melepas Rasa

Taukah kah apa yang seringkali memberatkan hati dan fikiran kita, membuat energi menjadi terkuras habis, fikiran menjadi seperti spon yang kehilangan airnya, kering, kaku, hati menjadi menjadi mudah melemah.

Ah ternyata itu, berbagai rasa yang sadar tak sadar kau simpan dan pelihara, bahkan sering kau pupuk terus menerus, sehingga ia bertumbuh, bahkan mengakar dalam hati dan fikiran mu.

Amarah yang kau pendam, kecewa yang terus menerus kau pelihara, khawatir yang berlebihan, takut yang kau ciptakan, dengki iri yang kau terus sirami, jumawa yang kau peluk erat, pujian yang kau hauskan, kesan yang kau inginkan, pesona yang kau cita, pamrih yang kau puja, ambisi yang kau gilai.

Ah itu dia mereka, rasa yang seringkali membuat otak mu terasa “corrupt”, tiba tiba saja tidak bisa digunakan, atau seperti batrai telefon genggam yang seringkali terasa panas kemudian tiba tiba habis batrainya. Kau mudah lelah, tak ada daya.

Ah itu dia mereka, rasa yang membuat hatimu jauh dari tentram, jauh dari tenang, gelisah tak karuan, hatimu melemah, seperti bebuahan yang kehilangan cairannya. Seperti pepohon yang merapuh akarnya, seperti layang yang terbang terlalu jauh, terputus dari benangnya, tak ada arah.

Ah perasaan perasaan itu yang rupanya, yang ada dalam hati dan fikiran mu, entah kau sadar atau tidak, entah kau sengaja hadirkan atau tidak, hingga hati dan fikiranmu tidak dalam fitrahnya, hingga hati dan fikiranmu seperti “disconnected” , hati dan fikirmu kemudian “unfunction” sebagaimana mestinya.

Bagaimana apabila kau lepas semua itu, segala  amarah, dendam, kecewa, iri, dengki, jumawa, pamrih, puja dan puji. Bagaimana bila kau melepas semua itu, agar hati dan fikiran mu berperan sesuai fungsinya, agar hati dan fikiran mu kembali pada fitrahnya, agar hati dan fikiran mu bisa tenang, bahagia, tentram. Agar hati dan fikiran mu mengarah pada satu tujuan, Ridha-Nya. Itu saja. Lebih dari dunia dan isinya.

 

 

 

Cinta Adalah Persahabatan, Perjalanan

When You Simply In Love

Dan kita mungkin akan selalu mempunyai kriteria, tentang mencintai dan dicintai. Semua yang bagus bagus pastinya, atau seolah segalanya ingin mendekati sempurna.

Dan tiba tiba, kau bertemu ia yang berbeda. Benteng tinggi itu tiba tiba saja melepuh, pertahan itu kemudian sahaja mencair, ke aku an itu semudah itu melebur, ketika kau berjumpa dengan ia yang sederhana saja bisa membuatmu tertawa.

Ah … Semudah itukah jatuh cinta ?

Sementara waktu itu, aku mengira  akan luluh oleh sesuatu yang rumit dan istimewa, oleh seseorang yang berdaya pesona.

Lalu hati mengantarkanku menjumpai ia yang sederhana saja. Sederhana saja membuatku merasa istimewa, sederhana saja menbuatku ingin kembali berjumpa, sederhana saja membuatku tertawa, sederhana saja membuatku ingin kembali bersama

Ah … Semudah itukah jatuh cinta ?

Lalu aku bertanya lagi pada hatiku, kenapa kau jatuh cinta padanya ? Hatiku masih tak mengerti sebenarnya, mengapa …

Hanya sebuah rasa sederhana, ketika kau ingin selalu kembali bersama nya, itu saja.

 

 

 

 

Perjalanan

Membuang Kenangan

THE SOUL TRAVELER

 

Beberapa hari yang lalu, tetiba saya ingin membongakar bongkar kamar, ingin membereskan dan mmbuang barang barang yang sebenarnya sudah tidak terpakai, namun masih di simpan entah karena alasan apa. Alasan yang kadang make sanse kadang juga engga.

Sebenarnya hal ini terinspirasi dengan obralan beberapa minggu sebelumnya dengan seorang sahabat, yang cerita sekilas tentang seni merapihkan pakaian yang sedang banyak di pakai di Jepang, yaitu KonMari Methode :   Keep things that you love, the things that bring you joy, everything else goes.

Well sebenarnya obrolan saya dengan sahabat saya itu, jadi lebih mendalam. Kita membahas tentang betapa banyak barang barang yang kita simpan di rumah, yang sebenarnya barang barang yang sudah tidak di butuhkan, barang barang yang sudah tidak ada fungsinya, we just keep it for no subtantial reason, contohnya barang barang dari masa lalu, barang barang yang sedikit menyimpan kenangan, atau barang barang yang kita bilang : “well…

View original post 340 more words

Perjalanan

Mengenalkan ABU BAKAR kepada Anak PUNK itu Membahagiakan

THE SOUL TRAVELER

Salah satu yang bisa membuat hati penuh terisi adalah ketika kita bisa menularkan kebaikan kepada orang lain. Ketika orang lain merasakan kebaikan yang juga pernah kita rasakan.

Seperti hari ini ketika salah satu kawan PUNKERS yang sedang belajar mengaji, belajar mendalami ilmu agama, dan sedang bercita cita untuk HIJRAH ke arah yang lebih baik, nge WA saya mengenai begitu terkesan nya dia dengan buku yang saya pinjamkan kepada nya beberapa hari yang lalu.

Ceritanya di RUMAH HIJRAH yang merupakan yang awalnya tempat kumpul anak anak PUNK, saat ini di rubah menjadi PERPUSTAKAAN dan tempat berkumpul untuk kegiatan bermanfaat. Salah satu “LEADER” disana saya pinjamkan sebuah buku tentang salah satu Sahabat Tercina nabi, bukunya berjudul ” Abu Bakar Assidiq Sang Khafillah Pertama “.

Awalnya ia agak segan dengan buku yang saya pinjamkan, mungkin anggapannya bukunya agak “Berat”, namun akhirnya dia mau baca, dan mau untuk nanti menceritakan apa yang ia baca.

View original post 167 more words

Perjalanan

Apa Yang Lebih Besar Dari Impian ??

THE SOUL TRAVELER

impian

Begitu ramai kita membahas tentang impian, impian itu. Kita semua punya impian, saya, anda, mereka, kita semua. Banyak dari kita yang mempunyai impian mulia, impian  mempunyai rumah untuk para yatim dan dhuafa, impian untuk membangun masjid, untuk menghajikan orang tua, impian untuk membuat rumah sakit untuk para dhuafa, impian membuat sekolah, impian untuk membuka lapangan pekerjaan, dsb.

Impian mulia itu kadang membuat kita mengebu gebu, begitu bersemangat, begitu antusias, begitu berenergi, semuanya serasa di depan mata, semua begitu terbayang nyata, seluruh alam raya serasa merestui.

Namun, seiring waktu berjalan, impian itu menghadapi banyak cobaan, kesulitan, rintangan, maju-mundur, kemudian mentok, naik turun, menurun dan tersungkur, dan sekarang seolah olah dunia menentangmu, alam raya tidak merestuimu.

Lalu apakah lantas kita akan menyerah pada impian impian itu ??

Ya !!! Apabila impian impian itu hanya sekedar euforia belaka, impian itu hanya sekedar suka suka saja setelah kita ikutan training motivasi, apabila impian itu hanya…

View original post 263 more words

Perjalanan

Dia Yang Selalu Setia

THE SOUL TRAVELER

[ People In My Life ]

Orang datang dan pergi dalam kehidupan kita, sebagian besar berlalu begitu saja, sebagian singgah sebentar, sebagian kecil meninggalkan kesan, dan cerita yang mendalam

People in my life adalah beberapa orang yang menjejakan jejak yang dalam di hati saya, dalam kehidupan saya, yang meninggalkan tidak hanya kesan, namun cerita yang mendalam.

****

Namanya teh Isma, usianga lumayan jauh di atas saya. Sebenarnya awal pertama kenal sudah lama sekali, namun saat itu hanya sepintas saja, dan kini -kurang lebih- tiga atau empat tahun terakhir kami intens bertemu dan berinteaksi, karena sama sama berkegiatan dalam gerakan Nusantara Membaca dan Bakti Guru Nusantara.

Beliau adalah salah satu orang unik yang pernah saya temui, saya rasa di zaman kekinian seperti ini sudah jarang orang seperti beliau. Beberapa hal unik misalnya, beliau adalah orang yang senang berjalan kaki, apabila masih wajar bisa di tempuh dengan berjalan kaki, mengapa repot repot…

View original post 379 more words

Perjalanan

Karena Kita Hanyalah Perantara [Sebuah Catatan Bencana Garut ]

THE SOUL TRAVELER

Malam itu saya berencana untuk pergi ke Garut, bersama teman teman dari berbagai komunitas, untuk memberikan beberapa bantuan dan titipan dari teman teman. Lagi asik packing tiba tiba mamah bilang : “ teh, mamah pengen ikut ….”  karena mobil juga kosong, hanya saya dan adik, saya iyakan aja, lagian rencannya hanya sampaikan titipan donasi, kemudian pulang.

Kondisi garut memang sangat memprihatinkan, saya baru sempat ke sana setelah sekitar satu minggu bencana. Alhamdulillah bertemu dengan kawan kawan untuk #GerakBareng, yaitu gabungan dari beberapa komunitas yang mencintai dunia kerelawanan yang telah lebih dahulu ada disana.

Bencana Garut memang menyisakan PR yang sangat panjang, waktu saya kesana masih banyak rumah rumah yang menyisakan rumput yang masih sangat tebal, menempel di semua bagian rumah, merusak hampir semua barang barang, dari mulai pakaian, peabotan, barang elektronik, dsb. Tidak sedikit yang harus merelakan barang nya untuk di buang begitu saja.

Disana, kami tiba di sebuah masjid…

View original post 403 more words