Gitu dehh .., HapHap, Random thing, semarang

Menjalani dan menikmati pilihan

Nah kali ini tentang pilihan. Pilihan dalam hal bebas, mau hal yg sederhana kaya milih makanan, tempat wisata sampai pilihan pekerjaan, atau keputusan 2 serius lainnya.

Saya termasuk orang yg susah memutuskan. Memutuskan pilihan. Pun itu hal hal simple. Misalnya milih warna baju, ahh itu bisa lama mutusin nya. Atau bikin keputusan mau pergi ama si A atau si B. Suka mendadak galau, banyak pertimbangan, banyak analisa. Pengen nya membelah dua, sama si A pergi, tapi sama si B juga. Atau juga misalnya memutuskan untuk pergi ke suatu acara atau tidak… Itu suka mikirnya lamaaaaaaaaaaa

Saya kurang simple dalam hal ini.

Trus balik lagi, ke contoh di atas. Misalnya mutusin buat jalan sama si A, ehh… Tapi ditengah jalan tiba2 bayangin, andaikata tadi jalan sama si B, mungkim begini, mungkin begitu, jadinya ga nikmatin situasi, ga nikmatin pilihan itu sendiri. Dannnn… Saya Suka tiba2 berubah keputusan di last minute.. Bikin bberapa orang pernah complain…

Nah menyadari kekurangan sayah diatas, saya sekarang lagi belajar untuk mantap dalam memilih, baik hal2 kecil ataupun hal hal besar. Dan tidak terlalu lama mempertimbangkan, tidak terlalu ribet menganalisa, terlalu lama mengira ngira.

Kemudian belajar untuk menjalani dan menikmati sebuah pilihan, jangan mikirin pilihan yang kita putuskan tidak dipilih.

Yaa.. Segera memutuskan pilihan, kemudia menjalani dan menikmati pilihan tersebut.

Ayohhhh, semangat sist #NgomongSendiri

Bismillah… Semoga diberi kekuatan dan keteguhan memilih yang benar

Met bobo, muachhhh muachhhh… Sekali lagi, jangan ada hello kitty diantara kita.. Hhaaaa #ApaSih

catatan, Random thing, Rasa

Berhenti disini

“Aku berhenti…” Katamu di suatu sore

“Maksudmu ..? “Aku terperanjat

“Aku berhenti, aku berhenti dari lingkaran ini, lingkaran yang salah diantara kita, lingkaran yang membatasi dirimu, membatasi langkahku. Suatu posisi yang salah diantara kita, dan kita selalu berusaha berpura pura bahwa semua akan baik baik saja, but its not fine any way, we know that really well, but we always pretending rite…..?”

” Bukan kah kita yang menjalani, sampai kelak Tuhan yang menentukan jalan kita ?” Aku mencoba mengimbangi arah pembicaraanmu. Aku mencoba meredakan resah mu …

” No, Mungkin sebenarnya Tuhan sudah tunjukan. But we do insist Him, kita memaksa bukan berdoa, agar semuanya berjalan sesuai dengan keinginan kita. Tuhan telah memberi pertanda, kita saja yang tidak mambacanya. Tidak bukan kita, saya tepatnya. i’m quite. U free now, its offer. Rasa ini sudah terlalu tua untuk dipertahankan, aku menyerah. Its been 4 years, empat tahun yang penuh pertanda, tapi kita tak mampu atau tak mau membaca. Tentang cinta versi kita yg selalu berbeda. Bersandar waktu katamu ? Tidak. Tidak kali ini. Justru waktu ini telah menjawab. Jawabannya, kita berhenti sampai disini…..”

Panjang lebar kau ungkapkan semua. Semua yg mungkin benar adanya, tentang kita, tentang kamu yg lelah disitu, tentang aku yang entah hilang arah, entah lemah menyikap …

Yang jelas ini adalah akhir. akhir episode ini. akhir episode kita. kau pergilah, aku pun akan menjauh. Mungkin yang terbaik memang kita untuk tidak bersama. Aku Berhenti. Titik

 

Fn : Dari sebuah obrolan, curhat sahabat.